Klasifikasi Hadits


KLASIFIKASI HADITS

Hadits dari segi etimologi berasal dari bahasa arab yaitu:
(ﺤَﺪَﺚَ- ﯾَﺤْﺪُﺚُ- ﺤُﺪُوْﺚٌ- ﺤَﺪَاﺜﺔٌ- ﺤَﭑﺪِﺚٌ- ﻤَﺤْﺪُوْﺚٌ)
Yang bermakna :
-          Baru, kebalikan dari lama (Qadim).
-          Dekat, belum lama terjadi.
-          Khabar, berita, riwayat.
Sedangkan menurut tertimologi, para ahli hadits (Muhadditsin) seperti Al-Hafidh dalam Syarah Al-Bukhari dan para ushulliyin adalah “Perkataan-perkataan Nabi Muhammad SAW, perbuatan-perbuatan dan keadaan beliau”(Aminuddin dan Siddik Muhtadi, 1986) dan “Segala perkataan, perbuatan dan taqrir Nabi Muhammad SAW, yang bersangkutpaut dengan hukun”(T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, 1974).
Hadits sendiri terdapat terbagi menjadi 2 yaitu dari segi kwalitas dan kwantitasnya. Dari segi kwalitas maksudnya adalah penggolongan hadits yang dilihat dari aspek diterima atau ditolaknya hadits tersebut. Sedangkan hadits berdasarkan kwantitasnya artinya penggolongan hadits yang dilihat dari jumlah rowi yang meriwayatkan hadits tersebut.

A.    HADITS DARI SEGI KWANTITAS
Dari segi kwantitas atau banyaknya rowi yang meriwayatkan hadits, dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
1.      Hadits Mutawatir
Adalah hadits yang diriwayatkan oleh banyak rowi atau sejumlah besar rowi. Sedangkan hadits mutawatir sendiri dapat dibagi lagi menjadi 2 yaitu Mutawatir bil lafzi dan Mutawatir bil ma’na.
Hadits Mutawatir bil lafzi maksudnya adalah hadits mutawatir yang diriwayatkan oleh banyak rowi dan mencapai syarat-syarat mutawatir dengan redaksi dan makna yang sama antara riwayat yang satu denga yang lain.
Hadits Mutawatir bil ma’na maksudnya adalah hadits mutawatir yang diriwayatkan oleh banyak rowi dan mencapai syarat-syarat mutawatir dengan makna yang sama namun susunan redaksinya berbeda.

Text Box: Terjadi perbedaan pendapat ulama dalam menentukan jumlah minimal rowi sebagai syarat hadits mutawatir antara lain 4 orang pada tiap tingkatan/tabaqah rowi(Abu Thayyib) dan 5 orang tiap tabaqah(Imam Syafi’i).  Namun, ada juga yang berpendapat bahwa untuk mencapai tingkat mutawatir, jumlah rowi harus mencapai 20-40 rowi.

2.      Hadits Ahad
Adalah hadits yang diriwayatkan oleh satu, dua, tiga orang rowi tiap tabaqah atau lebih namun tidak mencapai tingkat mutawatir. Hadits Ahad dapat pula dibagi menjadi 3 yaitu Hadits Masyhur, Hadits Aziz, dan Hadits Garib.
Hadits Masyhur artinya hadits yang diriwayatkan dari Nabi SAW oleh beberapa orang sahabat namun tidak mencapai tingkat mutawatir. Tingkatan hadits ini adalah yang paling dekat dengan hadits mutawatir.
Hadits Aziz artinya hadits yang pada salah satu atau setiap tabaqah rowinya hanya terdiri dari 2 rowi saja. Dalam hal ini, hadits aziz dapat bermakna ganda yaitu tiap tabaqah berisi 2 rowi dan disalah satu tabaqah terdapat dua rowi meskipun pada tabaqah yang lain berisi lebih dari 2 rowi.
Hadits Garib artinya hadits yang diriwayatkan oleh satu orang rowi rowi baik dalam seluruh tingkatan sanad, maupun pada salah satu tingkatan sanadnya. Hadits Garib masih bisa terbagi lagi menjadi 2 yakni Hadits Garib Mutlak dan Hadits Garib Nisbi.
Hadits Garib Mutlak yaitu hadits yang diriwayatkan oleh satu rowi secara sendirian. Kesendirian itu terdapat pada generasi tabi’in atau pada generasi setelah tabi’in, dan bisa juga pada setiap tingkatan sanadnya.
Hadits Garib Nisbi yaitu hadits yang diriwayatkan oleh satu rowi secara sendirian baik dalam hal sifat, tempat tinggal, keadilan dan kedabitan, maupun bermakna kesendirian dalam rowi.
B.     HADITS DARI SEGI KWALITAS
Hadits dari segi kwalitas dibagi menjadi 3 yaitu :

1.      Hadits Sahih
Adalah hadits yang sanadnya tidak terputus, perowinya adil dan dabit, serta tidak ada kejanggalan (syaz) dan cacat (‘illah). Syarat hadis sahih antara lain Musnad(disandarkan kepada nabi disertai sanad), sanad bersambung, rowi adil dan dabit, tidak ada Syaz, dan tidak ada ‘Illah. Hadits Sahih dibagi menjadi 2 yaitu Sahih li Zatih dan Sahih li Gairih.
Sahih li Zatih maksudnya adalah hadits yang benar-benar memenuhi semua syarat hadits sahih.
Sahih li Gairih maksudnya adalah hadits yang memenuhi semua syarat hadits sahih namun salah satu rowinya tidak dabit(lemah hafalan).
2.      Hadits Hasan
Adalah hadits yang dianggap hampir mendekati hadits sahih karena hanya terdapat beberapa alasan yang dianggap hadits itu tidak termasuk hadits sahih dan biasa dijadikan sebagai hujjah oleh para beberapa ahli fiqih dan mayoritas ahli hadits. Hadits hasan dibagi menjadi 2 yaitu Hasan li Zatih dan Hasan li Gairih.
Hasan li Zatih merupakan hadits yang sangat mendekati hadits sahih, bahkan ada yang berpendapat bahwa hadits ini sama dengan Hadits Sahih li Gairih karena perbedaannya yang sangat sedikit.
Hasan li Gairih merupakan hadits yang mendekati hadits sahih namun berbeda derajat dan tingkatan haditsnya.
3.      Hadits Daif
Adalah hadits yang kehilangan salah satu syarat hadits sahih. Hadits ini hanya digunakan sebagai hujjah hanya bila pada masalah fada’il al-a’mal(keutamaan ibadah).

Comments

Popular posts from this blog